Radial Shock Wave Therapy (RSWT) atau terapi gelombang kejut radialadalah alat terapi canggih yang digunakan untuk penanganan nyeri dan mengembalian mobilitas secara cepat. Gelombang akustik yang dikeluarkan menghasilkan efek biologis untuk mempercepat regenerasi dan proses penyembuhan pada tulang, tendon, dan jaringan lunak lainnya.

Keunggulan alat ini adalah dapat digunakan sebagai alternatif non bedah dan mengurangi kebutuhan obat pereda nyeri (pain killers) untuk berbagai indikasi nyeri sub akut, sub kronis, dan kronis serta nyeri trigger points myofascial.

Indikasi : Plantar fasciitis, Tennis Elbow, Shoulder Calcific Tendinitis, Achilles Peritendinopathy, Myofascial Trigger Poin Syndrome, dll

Ultrasonografi (USG) Muskuloskeletal merupakan pemeriksaan medis non-invasif yang membantu dokter melakukan diagnosis dan tatalaksana masalah medis. Pemeriksaan ini aman dan bebas nyeri, digunakan untuk melihat struktur yang ada di dalam tubuh, menggunakan gelombang suara.Pemeriksaan ultrasonografi menggunakan alat transducer (probe) dan gel yang dioleskan di atas kulit. Gelombang suara frekuensi tinggi akan ditransmisikan dari probe melalui gel di kulit. Transducer akan mengumpulkan gelombang suara yang memantul dari dalam tubuh dan komputer akan menggunakan gelombang suara untuk menciptakan gambar di layar. Ultrasonografi tidak menggunakan radiasi ionizing (seperti pada X-ray), sehingga tidak ada paparan radiasi terhadap pasien. Selain kelebihan tersebut, Ultrasonografi bisa menangkap gambar dengan segera, sehingga dapat menunjukkan struktur dan gerakan organ di dalam tubuh. Ultrasonografi muskuloskeletal akan memberikan gambaran otot, tendon, ligamen, sendi, dan jaringan lunak dalam tubuh.

Bobath Concept adalah serangkaian pemeriksaan dan treatment pada individu dengan gangguan fungsi, gerak, dan kontrol postur tubuh karena lesi sistem saraf pusat (SSP). Bobath dapat diterapkan pada individu dari semua umur, semua derajat fisik dan kecacatan fungsional, untuk memungkinkan pola pergerakan yang lebih efisien. Tujuan yang akan dicapai dengan konsep ini adalah:

1. Mengidentifikasi area spesifik otot-otot anti gravitasi yang mengalami penurunan tonus (kekuatan otot)
2. Meningkatkan kemampuan input propioseptif (rasa gerak)
3. Mengidentifikasi gangguan fungsi dan memberikan arahan untuk melakukan aktivitas fungsi normal yang efisien.
4. Memfasilitasi aktivitas gerak yang spesifik (specific motor activity)
5. Meminimalkan gerakan kompensasi sebagai reaksi dari gangguan gerak
6. Mengidentifikasi kapan dan bagaimana gerakan menjadi efektif

Continuous Passive Motion (CPM) merupakan alat terapi untuk menggerakkan sendi pada lingkup gerak tertentu secara pasif setelah pasien mengalami trauma atau menjalani operasi sendi.

Manfaat CPM mengontrol nyeri pasca operasi, mengurangi peradangan, memberikan gerakan pasif pada bidang gerakan tertentu, melindungi dan membantu perbaikan jaringan pasca operasi sendi.

Indikasi CPM meliputi:

1. Mempertahankan gerakan
2. Mencegah kekakuan akibat operasi, terutama setelah penggantian sendi, sinovektomi, pelepasan kontraktur, dan fiksasi fraktur intra-artikular sekitar sendi lutut.

Kontraindikasi relatif meliputi:

• Kendala pada jaringan lunak (ligamen) tidak cukup kuat
• Sendi tidak stabil, atau jika penyambungan fraktur belum tercapai

Dengan mengikuti panduan dan mematuhi prinsip-prinsip penggunaan CPM dengan baik, akan meningkatkan peluang untuk memperoleh lingkup gerak sendi maksimum setelah trauma atau operasi. Dengan penerapan CPM yang tepat, akan menjadikan biaya perawatan yang efektif, karena akan mengurangi kebutuhan fisioterapi, tindakan manipulasi sendi dengan anestesi, dan tindakan bedah untuk mengatasi kekakuan.

VitalStim adalah tindakan terapi yang aman dan efektif untuk pasien dengan gangguan menelan (disfagia). Sistem terapi VitalStim merupakan terapi non-invasif untuk membantu menelan melalui penggunaan Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES). Stimulus listrik digunakan untuk membantu penguatan dan perekrutan otot untuk kemampuan menelan.